Rabu, 10 Desember 2008

Me and The World

Kontroversi Pelegalan Penikahan Sesama Jenis

Nikah?! Pasti umumnya orang yang normal pingin ngerasain indahnya menikah dan punya keluarga yang bahagia. Jadi bisa dibilang kalo pernikahan merupakan peristiwa yang sangat penting dalam hidup manusia karena seharusnya (menurut Kristiani) dilakukan sekali aja ‘n untuk selamanya. Hidup bersama, kemudian melahirkan anak-anak yang lucu2 and sweety (bukan tweety lo y!!) tp jgn terlalu banyak, tar buminya terancam overload. He3x...=b Pernikahan emang penting banget untuk menghasilkan generasi penerus bangsa (wew!!! PPKN bgt...) dan perlu ada peraturan yang mengatur pernikahan supaya ga disalahgunakan. Hal ini mengingat bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral bgt.
Tapi semakin lama tuh manusia jadi semakin kreatif dan suka ngelakuin sesuatu yang “nyeleneh”. Itu dia yang bisa membuat permasalahan jd kompleks. Termasuk untuk masalah pernikahan, juga udah mulai ‘nyeleneh’. Belakangan ini sering tersiar dalam berbagai media tentang terjadinya pernikahan yang dianggap problematis dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya: pernikahan antar ras, kawin kontrak, pernikahan antara pasangan yang memiliki keyakinan (agama) yang berbeda, dan yang paling fenomenal adalah pernikahan sesama jenis. Ck..ck..ck...manusia emang ahli bwt menciptakan sensasi.

Hukum Mengenai Pernikahan Sejenis di Beberapa Negara
Yeah...ini dia sedikit penjelasan tentang hukum pernikahan sejenis di bbrp negara. Agak formal ‘n berat neeh!!! Gpp y, biar bisa bwt nambah wawasan + pengetahuan. Let’s check this out!!!
Pada 1 April 2001, Belanda menjadi negara pertama di dunia yang mengakui secara legal hak pasangan sejenis untuk menikah. Dua tahun kemudian Belgia dan Canada
melakukan hal yang sama. Mereka mengubah cara pandang atas keluarga dan pernikahan didorong oleh faktor kesetaraan Hak Asasi Manusia yaitu manusia tidak boleh mendapatkan diskriminasi karena perbedaan seksual (gender) dan orientasi seksual.
Kemudian pada 21 April 2005 Spanyol juga mengesahkan Undang-Undang yang melindungi pernikahan sejenis dan mengesahkan Undang-Undang hak adopsi anak untuk pasangan homoseksual.
Di Thailand, negeri yang dikenal dengan wisata seksnya, sampai saat ini belum ada sedikit pun pasal yang menyinggung pernikahan sejenis. Yang ada hanya sebatas hukum yang tidak menghalalkan pergantian kelamin. Pemerintah negeri itu bersikap abu-abu soal perkawinan antarhomo. Dalam kenyataan, selama ini cukup banyak kalangan homo asing yang melangsungkan perkawinan sejenis di negeri itu. Kuil Chai Mongkhon di Pattaya menjadi satu dari sekian banyak tempat upacara perkawinan pilihan para homo ini. Para biksu di Thailand sendiri bersikap dapat menerima hubungan sejenis seperti itu karena para biksu mendukung semua orang yang berbuat baik. Itu sebabnya, mereka mengizinkan perkawinan berlangsung di kuil mereka. Tetapi perkawinan yang berlangsung di kuil itu bukan pernikahan yang dilegalkan agama. Perkawinan homoseks di negeri itu lebih sebagai upacara menurut tradisi masyarakat Thai.
Pernikahan sejenis di Amerika Serikat juga masih menimbulkan kontroversi. Padahal Amerika Serikat terkenal dengan gaya hidup kebebasan seksnya. Di negara bagian California, muncul RUU 8 (Preposition 8) yang mendefinisikan pernikahan sebagai ‘ikatan antara pria dan wanita’. Artinya, akan menjadi UU negara bagian yang melarang pernikahan sejenis. Di kampanye Pemilu 2008 yang lalu, Barack Obama mendukung RUU 8 ini, sementara kubu John McCain menentangnya. Para pendukung RUU ini mengkuatirkan adanya perubahan pada kurikulum sekolah, dimana anak-anak akan diajarkan mengenai homo dan lesbian. Selain itu, dikuatirkan gereja juga akan menerapkan pajak. Sedangkan para penentang, mengatakan mereka memiliki hak asasi. Tak seharusnya mereka diperlakukan berbeda dari orang lainnya. Dan sekarang, Barack Obama telah menang. Jika RUU kontroversi ini disetujui, kemungkinan akan terjadi protes besar-besaran.
Di Indonesia, pernikahan diatur dalam Undang-Undang. Menurut Pasal 1 UU Perkawinan, perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari pasal ini, tersirat bahwa perkawinan yang berlaku di Indonesia adalah perkawinan antara seorang pria dan wanita saja. Hm...berarti yang paling better adalah Indonesia. Hidup Indonesia!!! Merdeka!!! (apaan seeh?! Ga nyambung...)

Pro dan Kontra Mengenai Pernikahan Sejenis
Udah banyak bgt yang menanggapi permasalahan pelegalan pernikahan sejenis ini. Ada yang pro, tp ada jg yang kontra. Jd sebaiknya kita simak aja beberapa alasannya. Tp simaknya atu2 ya?! Baik, kita mulai dr yang kontra dulu:
1. Dilarang oleh moral dan agama
Bagaimanapun juga, tujuan dari pernikahan adalah untuk membina sebuah keluarga yang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Jika dilihat dari sudut pandang itu, pernikahan sesama jenis adalah sesuatu yang tidak alami dan menyalahi norma-norma yang ada (agama dan moral).
2. Dapat mempengaruhi pikiran orang lain
Dengan mengadakan pernikahan sesama jenis, kita seolah-olah mengiklankan hal tersebut. Akibatnya, orang lain, terutama yang lebih muda, mungkin saja terpengaruh dan menjadi seorang homosexual di dunia nyata.
Nah...sekarang gantian dari sudut pandang yang pro nih:
1. Dalam pandangan Allah, orang-orang dihargai didasarkan pada keimanan mereka, bukan atas orientasi seksualnya.
2. Semua orang bebas menentukan nasibnya (dan orientasinya) sendiri.
Sudah seharusnya setiap orang bebas menentukan mereka mau menikah dengan siapa. Lagipula, orang-orang homoseksual sampai sejauh ini tidak mengganggu kedamaian dengan mencoba mempengaruhi orientasi orang lain.
Kesimpulan (akhirnya...sampai juga ke kesimpulan...pasti da capek bacanya...ho8x...)
Pernikahan sejenis ini udah merupakan masalah yang kompleks ‘n ruwet bgt. Hal ini berkaitan dengan orientasi seksual yang terdiri dari banyak faktor yaitu perpaduan faktor medis dan psikosial. Faktor medis yang berkaitan dengan pembentukan jiwa homoseksual, sedangkan faktor psikososial adalah pengaruh lingkungan, pendidikan, asuhan keluarga, stigma masyarakat. Perdebatan mengenai penerimaan dan pelegalan pernikahan sejenis di berbagai negara masih bergejolak. In this case (sok inggris neeh..), perdebatan bisa dilihat dari dua aspek konsep, yaitu konsep sosial tradisional dan sosial egalitarian. Berdasarkan konsep tradisional, masyarakat menolak kehadiran kaum homoseksual atas dasar moral dan agama. Sedangkan berdasarkan konsep sosial egalitarian, kaum homoseksual memiliki hak untuk berbaur dalam masyarakat seutuhnya atas dasar persamaan HAM. Dalam kasus ini, negara yang mana fungsi utamanya adalah untuk melindungi hak-hak warga negara berada dalam kondisi dimana ia harus memilih antara norma dan agama dengan kesetaraan HAM dalam membangun negaranya. Sebuah pilihan yang sangat berat kan?

Menurut Kita

Kalo menurut kita sih, NO COMMENT (gaya dessy ratnasari, mode ON). Tapi sebagai umat yang beragama (ciee... rohani!!), kita menolaknya karena Tuhan menciptakan laki-laki untuk berdampingan dengan perempuan. Emang permasalahan ini tu subjektif bgt, jd semua orang bebas berpendapat. Up to you, deehhh...pkk’e ga ada sarkatisme dan anarkisme.

Sumber:
Sumber Foto:
Posted by: Maria Yohanna Melysa (51407001) dan Fonny Lestiana Wibowo (51407042)





3 komentar:

Listiani Lo (51407020) en Lisa Ongko (51407019) mengatakan...

wah2 klo ngomongin gay / lesbian jadi inget...kalo byk gay yg ganteng2 (duhh...gimana nasib kita ?? Apa kata duniaaaaaa?? wkwkwkwk)

But... klo menurut kami tuh mah terserah ma orgnya..mau gmana...

trus klo soal blogmu...kami cuka tuh background..bagudd...trus artikelnya juga menarik..

Stop_Gaptek mengatakan...

wah... untung gua masih normal....
hwahahahahaha.....

Stop gaptek sekarang!

Danie Cung Cung mengatakan...

Saya dong?? !! hahaha..

nggak dong.. balik lagi, ke Tuhan. Tuhan nyiptain laki-laki dan perempuan, supaya saling melengkapi..

makanya kalo ada yang sejenis itu sebenarnya tidak saling melengkapi.. biasa aja..

SUKA SAMA SUKA kayaknya.. kalaupun ada pernikahan sejenis, kayaknya itu atas gara-gara 'psikologis' aja sigh..